Kisah Seorang Anak
Yang Berusaha Merubah Nasibnya Sendiri
Ilustrasi |
Ia menasihati temannya untuk melepaskan pelayannya. Temannya benar-benar mengagumi kemampuan Yuan untuk membaca wajah, tapi merasa tidak nyaman melepaskan pelayan kecil. Setelah dia beberapa kali diingatkan oleh Yuan, ia akhirnya memberhentikan pelayan kecil itu.
Setelah dikeluarkan dari rumah, si bocah pembantu mempertahankan hidup dengan bekerja serabutan. Dia menjadi buruh harian dan pekerjaan lainnya.
Suatu hari ia bermalam di sebuah kuil tua yang sudah tidak ditempati orang. Saat ia mencari toilet, ia melihat jubah usang dengan beberapa ratus ons emas dan perak. Pertama dia ingin mengambilnya. Kemudian ia berpikir bahwa ia tidak memiliki nasib yang baik dan itu sebabnya tuannya tidak mau memperkerjakannyaa.
Apabila sekarang ia memiliki hati yang serakah dan mengambil milik orang lain, dewa-dewa di Surga pasti akan menambah karmanya menjadi lebih buruk. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk tinggal di kuil, menjaga barang itu dan menunggu pemilik barang datang kembali.
Saat fajar, seorang wanita menangis datang dengan lengan menutupi wajahnya, memandang sekeliling, berjalan mondar-mandir dan tampak bingung. Anak itu bertanya padanya. Wanita itu menjawab:
"Suami saya adalah seorang prajurit. Dia sekarang di penjara dan akan dibunuh oleh musuh. Saya kenal penjaga penjara musuh, ia menginginkan tebusan. Saya menjual semua barang dan mendapatkan emas dan perak, sehingga ia bisa melepaskan suami saya. Kemarin, Saya datang ke sini dan membungkusnya dalam jubah, dan tertinggal di sini. Sekarang, saya tidak bisa menemukannya dan suami saya pasti akan mati!
Si anak bertanya lebih detil tentang potongan emas dan perak. Setelah dia yakin bahwa jubah milik wanita ini, dia mengembalikan jubah padanya. Wanita itu sangat berterima kasih dan ingin memberinya sesuatu sebagai hadiah. Anak itu menolak menerimanya. Wanita itu membawa uang pulang dan kemudian suaminya dibebaskan.
Wanita ini tidak bisa melupakan kebaikan anak itu, kemana-mana ia menceritakan kisahnya. Seorang komandan polisi mendengar ceritanya dan mengirim seseorang untuk mencari anak ini. Karena ia sudah tua dan tidak punya anak, ia menyukai kecerdasan dan kebajikan anak itu sehingga ia mengadopsi sebagai anaknya dan disekolahkan menjadi polisi. Setelah lulus, anak ini berkarir di kepolisian dengan sangat cemerlang.
Beberapa tahun kemudian, komandan pensiun dan anak angkat ini mengambil alih posisinya. Sebelum diangkat menjadi komandan polisi, anak itu ingin pulang dan mengunjungi mantan tuannya. Mantan tuannya mengeluh:
"Keterampilan membaca wajah Yuan sangat buruk"! Jadi, dia meminta anak itu untuk tinggal sampai Yuan datang. Dia bahkan mengatakan kepada anak itu mengenakan pakaian pelayan dan melayani teh ke Yuan. Yuan terkejut melihat anak itu dan berkata:
"Bukankah ia pelayan anda sebelumnya? Dia seharusnya telah meninggalkan rumah Anda. Kenapa dia ada di sini lagi?”
Tuannya kemudian menjawab:" Dia tidak memiliki tempat untuk pergi dan datang kembali, jadi saya harus memperkerjakannya kembali.”
Yuan berkomentar sambil tertawa: "Jangan menggoda saya, teman! Sekarang, ia tidak dapat menjadi pelayan Anda. Dia memegang posisi militer yang cukup bagus. Wajahnya tampak sangat berbeda dari sebelumnya. Apakah ia melakukan perbuatan baik?"
Anak itu menceritakan seluruh cerita kepada Yuan dan Tuannya yakin bahwa Yuan benar-benar terampil dalam membaca wajah.
Dalam takdirnya, anak itu menjadi pembantu dan tergantung pada orang lain untuk hidup, bahkan didera penyakit sehingga akan merepotkan tuannya untuk menanggung biaya kesehatannya. Tapi ia menjaga pikirannya benar dan melakukan hal yang benar pada saat yang kritis. Jadi, ia tidak hanya mengubah nasibnya sendiri, tetapi juga wanita pemilik jubah dan suaminya.
Sebuah niat yang murni mengubah tiga kehidupan! Ini adalah imbalan dari jalan Surga berikutnya. Siapa bilang bahwa seseorang tidak dapat mengubah nasib sendiri? Jadilah orang baik, melakukan perbuatan baik dan mengumpulkan kebajikan, dan Tuhan akan selalu menjagamu!
Sumber. erabaru.net
No comments:
Post a Comment